Pengertian
belajar menurut Morgan, mengatakan
bahwa belajar adalah
setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3). Sedangkan
menurut Moh. Surya (1981:32), belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa
diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah
perubahan dari diri seseorang.
Dari uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian motivasi
belajar adalah keseluruhan daya
penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari
nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai
yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang
baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang
sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka
tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya
angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya
saja.
2. Hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi
belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu
yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu
pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau
kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena
terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai
hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar
merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja
keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk
kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara
untuk dapat meningkatkan motivasi
belajar.
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau
mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering
dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan
sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa
akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu
mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan
termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil
menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah
bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang
baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan
memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta
sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang
negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi
alat motivasi belajar anak.
Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman
tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh
Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20) motivasi belajar siswa dapat
ditumbuhkan melalui beberapa cara yaitu:
Cara Meningkatkan Motivasi Belajar
Cara meningkatkan motivasi
belajar dengan memberikan hukuman. Hukuman akan
diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar.
Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan
berusaha memacu motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan kepada siswa
adalah hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel, mengarang dan
lain sebagainya.
- Membangkitkan dorongan kepada
peserta didik untuk belajar.
Strateginya adalah dengan memberikan
perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa
tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang
menarik dan mudah dimengerti siswa.
- Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk
dengan cara adanya jadwal belajar.
- Membantu kesulitan belajar peserta
didik, baik secara individual maupun kelompok.
Membantu kesulitan peserta
didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya. Dalam proses
belajar terdapat beberap unsur antara lain yaitu penggunaan metode untuk
mennyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar
dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk mencatat dan
mempelajari materi yang telah disampaikan..
- Menggunakan metode yang
bervariasi.
Meningkatkan motivasi
belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang variasi. Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam
proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah
guru untuk menyampaikan materi pada siswa.
j) Menggunakan media
pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Ø
Jenis-jenis
Motivasi Belajar
Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sardiman mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu:
1. Motivasi
dilihat dari dasar pembentukannya
·
Motif-motif
bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir
·
Motif-motif
yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari.
2. Motivasi
menurut pembagiaan dari woodworth dan marquis dalam sardiman:
·
Motif atau
kebutuhan organismisalnya, kebutuhan minum, makan, bernafas, seksual, dan
lain-lain.
·
Motof-motif
darurat misalnya, menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.
·
Motif-motif
objektif
3. Motivasi
jasmani dan rohani
·
Motivasi
jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya.
·
Motivasi
rohani, seperti kemauan atau minat.
4. Motivasi
intrisik dan ekstrinsik
·
Motivasi
instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu
diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.
·
Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang
dari luar. (Sardiman, 1996: 90).
Ø Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam aktifitas belajar, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:
1. Faktor individual
Seperti; kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2. Faktor sosial
Seperti; keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalambelajar, dan motivasi sosial ( Purwanto, 2002 : 102)
Dalam pendapat lain, faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar yakni:
a) Faktor-faktor intern
1. Faktor jasmaniah
Dalam aktifitas belajar, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:
1. Faktor individual
Seperti; kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2. Faktor sosial
Seperti; keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalambelajar, dan motivasi sosial ( Purwanto, 2002 : 102)
Dalam pendapat lain, faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar yakni:
a) Faktor-faktor intern
1. Faktor jasmaniah
·
Faktor cacat
tubuh
2. Faktor fhsikologis
·
Intelegensi
·
Minat dan
motivasi
·
Perhatian
dan bakat
·
Kematangan
dan kesiapan
·
Kelelahan
jasmani
·
Kelelahan
rohani
·
Cara orang
tua mendidik
·
Relasi
antara anggota keluarga
·
Suasana
rumah
·
Keadaan
gedung dan metode belajar
2. Faktor sekolah
·
Metode
mengajar dan kurikulum
·
Relasi guru dan siswa
·
Disiplin
sekolah
·
Alat
pengajaran dan waktu sekolah
·
Standar
pelajaran di atas ukuran dan tugas rumah
3. Faktor masyaraka
·
Kegiatan
siswa dalam masyarakat
·
Mass media
dan teman bergaul
·
Bentuk
kehidupan masyarakat (Slameto, 1997 :71)
Adanya berbagai faktor yang mempengaruhi belajar siswa di atas, peneliti dapat memahami bahwa adanya faktor tersebut dapat memberikan suatu kejelasan tentang proses belajar yang dipahami oleh siswa. Dengan demikian seorang guru harus benar-benar memahami dan memperhatikan adanya faktor tersebut pada siswa, sehingga didalam memberikan dan melaksanakan proses belajar mengajar harus memperhatikan faktor tersebut, baik dari psikologis, lingkungan dengan kata lain faktor intern dan ekstren.
Terkait dengan hal yang tersebut di atas, maka Dimyanti dan Mudjiono mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:
1. Cita-cita / aspirasi siswa
2. Kemampuan siswa
3. Kondisi siswa dan lingkungan
4. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa. (Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 100)
Adapun penjelasan faktor tersebut adalah:
1. Cita-cita / aspirasi
Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-cita merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana cita-cita tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri pada individu tersebut. Adanya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan dan pertumbuhan keperibadian individu yang akan menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih cita-cita atau kegiatan yang diinginkan.
2. Kemampuan siswa
Kemampuan dan kecakapan setiap individu akan memperkuat adanya motivasi. kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan membaca, memahami sehingga dorongan yang ada pada diri individu akan makin tinggi.
3. Kondisi siswa dan lingkungan
Kondisis siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil dan sehat maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat. Begitu juga dengan kondisi lingkungan siswa (keluarga dan masyarakat) mendukung, maka motivasi pasti ada dan tidak akan menghilang.
4. Unsur dinamis dan pengajaran
Dinamis artinya seorang individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, tempat dimana seorang individu akan memperoleh pengalaman.
5. Upaya guru dalam pengajaran siswa
Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan memiliki keterampilan.
Dalam suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan tidak terlepas adanya fungsi dan kegunaan. Motivasi dalam belajar yang merupakan suatu dorongan memiliki fungsi, yang dikemukakan oleh seorang ahli yaitu:
·
Mendorong
manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif untuk berfungsi sebagai penggerak
atau sebagai motor penggerak melepaskan energi.
·
Menentukan
arah perbuatan yaitu petunjuk suatu tujuan yang hendak dicapai
·
Menyelesaikan
perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang akan dikerjakan ynag
serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut. (Purwanto, 2002 : 70).
Disamping itu ada juga fungsi lain dari motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi” (Sardiman, 2001 : 83). Jelaslah bahwa fungsi motivasi itu memberikan suatu nilai atau itensitas tersendiri dari seorang siswa dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajarnya.
-Dalam
menilai motivasi pada siswa diperlukan aspek-aspek yang terukur. Menurut Keke
T. Aritonang (2008: 14), motivasi belajar siswa meliputi beberapa dimensi yang
dapat dijadikan indikator.
Ketekunan dalam belajar (subvariabel)
1) Kehadiran di sekolah (indikator)
2) Mengikuti PBM di kelas (indikator)
3) Belajar di rumah (indikator)
1) Kehadiran di sekolah (indikator)
2) Mengikuti PBM di kelas (indikator)
3) Belajar di rumah (indikator)
Ulet dalam menghadapi kesulitan (subvariabel)
1) Sikap terhadap kesulitan (indikator)
2) Usaha mengatasi kesulitan (indikator)
1) Sikap terhadap kesulitan (indikator)
2) Usaha mengatasi kesulitan (indikator)
Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar (subvariabel)
1) Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran (indikator)
2) Semangat dalam mengikuti PBM (indikator)
1) Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran (indikator)
2) Semangat dalam mengikuti PBM (indikator)
Berprestasi dalam belajar (sub variabel)
1) Keinginan untuk berprestasi (indikator)
2) Kualifikasi hasil (indikator)
1) Keinginan untuk berprestasi (indikator)
2) Kualifikasi hasil (indikator)
Mandiri dalam belajar (sub variabel)
1) Penyelesaian tugas/PR (indikator)
2) Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran (indikator)
1) Penyelesaian tugas/PR (indikator)
2) Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran (indikator)
Motivasi
Intrinsik
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat
diatas, dalam artikelnya
Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri
seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik
sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan
dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat
tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul
dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar.
Motivasi
Ekstrinsik
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al
(2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya
terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu
sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan
atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau
melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya
pengaruh dari luar.
Cara belajar
Cara belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap
orang mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Pada dasarnya, cara Belajar
terdiri dari tiga tipe,yaitu;
Visual:
anak yang mempunyai cara belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan
ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk
duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan
gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan
tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.
Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk
mendapatkan informasi.
Auditori:
anak yang mempunyai cara belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakana. Anak
auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch
(tinggi rendahnya), kecepatan
berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai
makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini
biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan
mendengarkan_kaset.
Kinestetik:
anak yang mempunyai cara belajar kinestetik belajar melalui bergerak,
menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam
karena keinginan mereka untuk beraktifitas
dan eksplorasi sangatlah kuat
2.4 Ciri-ciri
perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar
1). Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah,
kecakapanya bertambah, kebiasaanya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang
terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan
dalam pengertian belajar , karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan
perubahan itu.
2). Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan , tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis maka ia akan
mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan
ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan
sempurna.
3). Perubahan dalam belajar bersifat Positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan
tertuju untuk memperoleh Sesutu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan
demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik
perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan
itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.
Misalnya perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan
sendirinya karena dorongan dari dalam , tidak termasuk perubahan dalam
pengertian belajar.
4). Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah
belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan
akan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
5). Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang
benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik sebelumnya sudah
menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat
kecakapan mana yang akan dicapainya.
6). Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar Sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan,
pengetahuan, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar